Nama : Ahmad Dini Faiza Rosyadi Mata
Kuliah : Ilmu Komunikasi
NIM : 1501046029 Kelas : PM A-2
A.
PEMAHAMAN
TENTANG TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Teknologi
komunikasi adalah peralatan perangkat keras (hardware) dalam sebuah struktur
organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang memungkinkan setiap
individu mengumpulkan, memproses, dan saling tukar menukar informasi dengan
individu-individu lainnya.
Yang mendasari
sesuatu hal dapat digolongkan kedalam teknologi komunikasi adalah:
1.
Teknologi
komunikasi dapat di implementasikan dalam suatu alat
2.
Teknologi
komunikasi dilahirkan oleh sebuah struktur sosial, ekonomi dan politik
3.
Teknologi
komunikasi membawa nilai yang berasal dari struktur ekonomi, sosial, dan
politik tertentu
4.
Teknologi
komunikasi meningkatkan kemampuan indera manusia terutama kemampuan mendengar
dan melihat.
PENERAPAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Penerapan
teknologi komunikasi ditentukan oleh sejauh mana teknologi komunikasi mampu
membuka akses pada berbagai pelayanan dan jaringan informasi.
PROSES PENERAPAN
TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Terdapat 2 tahapan dalam proses penerapan teknologi komunikasi,
yaitu:
1.
Tahap
inisiasi
Terdapat
dua tingkatan, yakni:
a.
Tingkatan
Agen-Setting
b.
Tingkatan
Matching
Apabila
nilai kedua tingkat inisiasi ini positif, timbulah keinginan untuk mengadopsi
teknologi komunikasi yang diinginkan.
2.
Tahapan
implementasi
Terdapat
tiga tingkatan, yakni:
a.
tingkatan
redefining (mengartikan ulang)
b.
tingkatan
clarifying (menjelaskan)
c.
tingkatan
routinizing (kebiasaan)
PERSPEKTIF
TENTANG PENERAPAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Suatu
organisasi/lembaga pengguna teknologi komunikasi memandang penerapan teknologi
komunikasi sebagai:
1.
manajemen
sistem
2.
proses birokrasi
3.
pengembangan organisasi
4.
proses tawar menawar
perspektif tentang penerapan teknologi komunikasi
adalah:
1. teknosentrik
2. sosiosentrik
3. konflik
4. desain sistem
PELAKU
TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Dalam rangkaian sumber, penyampaian dan penerimaan
informasi ada beberapa pihak yang tersangkut dan saling tergantung satu dengan
yang lainnya, yaitu:
1. pemakai
2. perusahaan penyedia jasa telekomunikasi
3. produsen peralatan komunikasi
4. badan yang mengatur/mengkoordinir seluruh kegiatan
komunikasi dari segi ekonomis dan teknis
dalam mengadakan peraturan, standar, harga patokan, dan lain-lain.
UNSUR-UNSUR TEKNOLOGI KOMUNIKASI
1. Informasi
2. Alat yang digunakan untuk meneruskan informasi
3. Bentuk informasi yang diterima harus sesuai dengan
bentuk awal
4. Dalam jumlah maupun kecepatan yang semakin meningkat
melalui jarak yang semakin jauh dengan biaya yang seekonomis mungkin.[1]
B.
KATEGORISASI
TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Dalam
penelitian komunikasi massa, Littlejohn
mengungkapkan tiga topik yang sering dan dapat diteliti serta
menghasilkan beberapa teori yakni isi dan susunan komunikasi massa, masyarakat
dan budaya serta audiens. McQuail (2000) menyebutkan beberapa tema lain yang
dapat diteliti dalam komunikasi massa yakni struktur dan organisasi media.
Pada tataran
teori, McQuail (2000) kemudian
membedakan teori-teori media massa menjadi:
1.
Teori
Sosial Ilmiah : teori yang masuk dalam kategori ini merupakan teori yang
didasari oleh penelitian-penelitian empiris. Hipotesis-hipotesis tentang
bagaimna komunikasi massa bekerja dan atau bagaimna efek komunikasi massa diuji
melalui pengujian sistematis dan observasi objektif.
2.
Teori
cultural: teori yang masuk dalam kategori ini memiliki bergam karakter. Meski
demikian teori ini selalu memilki argument yang jelas konsistensi yang tinggi
meski komponen intinya bisa jadi sangat imajinatif dan ideal. Mc Quail
menjelaskan bahwa teori-teori cultural ini biasanya diaplikasikan pada media
visual seperti film, foto atau poster.
3.
Teori
Normatif : teori yang masuk dalam kategori teori normatif merupakan teori yang
menjelaskan bagaimana seharusnya media beroperasi dengan sebuh sistem spesifik
dalam nilai-nilai sosial. Teori ini mencakup tentang empat teori pers.
4.
Teori
Operasional : teori operasional adalah teori normative namun dengan segi-segi
praktikal. Teori yang masuk dalam kategori ini bukan hanya mengenai bagaimana
idealnya sebuah media beroperasi namun juga bagaimana sebuah media dapat
beroperasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Teori yang masuk dalam
kategori ini antara lain adalah teori-teori periklanan dan konsumen.
5.
Teori
common sense : disebut juga dengan teori sehari-hari, teori ini merujuk kepada
pengetahuan dan ide-ide yang dimiliki oleh semua orang yang pernah
bersinggungan dengan komunikasi massa. Lebih lanjut, Baran dan Davis
menyebutkan bahwa setiap orang memiliki teori-teori tersendri tentang saluran
komunikasi massa yang seperti apa yang berkualitas.[2]
C.
ADOPSI
DAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Implementasi dapat diartikan sebagai seluruh kegiatan
yang dilakukan untuk menggunakan teknologi komunikasi. Implementasi sendiri
secara harfiah berarti penerapan. Dalam prakteknya, penerapan teknologi
komunikasi harus didahului oleh penguasaan keterampilan mengoperasikan
teknologi komunikasi tersebut. Karena tanpa keterampilan menguasai teknis,
suatu teknologi komunikasi tidak akan mungkin diterapkan oleh seseorang. Hal
ini mengisyaratkan teknologi komunikasi sebuah inovasi.
Implementasi teknologi komunikasi ditentukan
oleh sejauh mana teknologi Komunikasi tersebut mampu membuka akses pada
berbagai pelayanan dan jarinagan informasi. Semakin banyak pelayanan dan
jaringan informasi yang bisa diakses oleh sebuah teknologi komunikasi, semakin
banyak pula orang yang mengimplementasikannya. Namun asumsi ini hanya berlaku
bagi masyarakat informasi saja.
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi
inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu :
1.
Inovasi, gagasan,
tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini,
kebaruan suatu inovasi diukur secara subjektif sesuai dengan pandangan individu
yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah
inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru
sama sekali. Inovasi memiliki 5 sifat yaitu : 1. Relativitas keuntungan, 2.
Kesesuaian, 3. Kerumitan, 4. Reliabilitas, dan 5. Kebiasaan diamati.
2.
Saluran Komunikasi, yaitu “alat”
untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima pesan. Dalam
memilih saluran komunikasi sumber paling tidak perlu untuk memperhatikan tujuan
diadakannya komunikasi dan karakteristik penerimanya. Jika komunikasi bertujuan
untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang besar dan tersebar maka
media massa adalah saluran yang tepat untuk menyampaikannya. Tetapi jika
komunikasi ditujukan untuk mengubah perilaku si penerima maka saluran
interpersonal adalah saluran yang tepat untuk menyampaikannya.
3.
Jangka waktu, proses
keputusan inovasi, mulai dari seseorang mengetahui sampai akhirnya memutuskan
untuk menolak atau menerimanya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat
berkaitan dengan dimensi waktu.
4.
Sistem sosial, kumpulan
unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk
memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.
PROSES
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Proses
Implementasi Teknologi Komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut :
1.
Tahap pertama : Inisiasi, yaitu
usaha untuk mengumpulkan informasi tentang teknologi komunikasi, memahami
dengan seksama dan merencanakan untuk membuat pengadopsian. Tahap ini mempunyai
dua tingkat, yaitu :
a.
Agenda Setting, yaitu
munculnya ide untuk mengadopsi teknologi komunikasi.
b.
Matching, yaitu kecocokan
teknologi komunikasi dengan kebutuhan dan kemampuan untuk mengadopsi.
2.
Tahap kedua : Implementasi, yaitu
seluruh kegiatan dan aktifitas yang dilakukan untuk menggunakan teknologi
komunikasi yang diinginkan. Tahap ini memiliki tiga tingkat :
a.
Redefining, yaitu
mengatur, menyusun dan memodifikasi struktur lembaga/mentalitas dan kebiasaan
individu untuk keperluan teknologi komunikasi.
b.
Clarifying, yaitu
meyakinkan pada anggota baru atau individu tentang seluk beluk teknologi
komunikasi yang dimaksud.
c.
Routinizing, yaitu
teknologi komunikasi sudah diketahui secara jelas dan sudah menjadi bagian dari
infrastruktur dari organisasi ataupun sebagai pelengkap dalam kehidupan
sehari-hari.[3]
Dengan demikian, proses adopsi inovasi hingga
implementasi teknologi komunikasi dapat disimpulkan melalui 5 proses yaitu :
a.
Agenda Setting
b.
Matching
c.
Redefining
d.
Clarifying
e.
Routinizing
D. DAMPAK SOSIAL TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Dalam
kehidupan social, Tidak perlu kita ragukan dampaknya, Bahkan perkembangan
teknologi telah merasuk dalam ranah budaya. Budaya masyarakat yang tadinya
‘ngobrol’ beramah tamah, basa-basi, dan lain-lain mendadak berubah setelah
mengenal teknologi seperti facebook, twiter, dan sebagainya. Ditambah lagi
dengan segala kemudahan BB dan Android. Hal tersebut membuat anak-anak atau
bahkan sebagian orang dewasa menjadi acuh dengan lingkungan sekitar (karena
sibuk dengan BB nya). Perubahan budaya membaca juga telah berubah menjadi
budaya online, dimana online atau surfing internet menjadi suatu keharusan
minimal beberapa jam sehari.
Jika
kita mengingat komunikasi dengan waktu efektif pada jaman dulu, suatu hubungan
antar manusia bisa dijalin ketika mereka telah berkomunikasi dengan waktu yang
efektif sehingga bisa mempertukarkan nilai-nilai, makna, dan pemahaman tentang
dunia. Namun, semenjak telepon pertama ditemukan, komunikasi mulai mengalami
pergeseran karena sejak saat itu komunikasi tidak harus disertai dengan
pertemuan secara langsung. Hal-hal diatas menjadi bencana, ketika manusia tidak
lagi mampu menguasai teknologi yang digunakannya sehingga menimbulkan sifat
addict. Kehidupan kemudian dikuasai oleh penggunaan teknologi dimanapun, tanpa
mengindahkan batasan-batasan sosial dan norma yang berlaku. Karena seharusnya
sebagai seorang pencipta, kitalah yang memanfaatkan teknologi sesuai dengan
kebutuhan kita, bukannya malah menjadi tergantung dan tidak bisa hidup tanpa
adanya teknologi.
Dampak positif diantaranya adalah:
1.
Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung
dipublikasikan dan diterima oleh masyarakat.
Sumber informasi tidak hanya berasal dari satu
orang saja. Dalam masyarakat, semua orang dapat menjadi sumber informasi.
Setiap orang dapat saling bertukar informasi satu sama lain. Informasi itu pun
menyebar sampai kepada seluruh lapisan masyarakat dengan cepat melalui
media-media TIK yang ada.
2.
Hubungan sosial antar masyarakat dapat berlangsung dimana dan
kapan saja. Contoh: A berada di kota Bandung dan B berada di kota
Makassar. Mereka berkomunikasi melalui ponsel. Mereka saling mengabarkan kondisi
satu sama lain dan saling bertukar cerita. Itulah sedikit gambaran pemafaatan
TIK dalam hubungan interaksi sosial. Walaupun berjauhan dan berada dalam zona
waktu yang berbeda, mereka tetap dapat berkomunikasi dan saling bertukar
informasi.
3.
Sosialisasi kebijakan pemerintah dapat lebih cepat
disampaikan kepada masyarakat.
Peraturan pemerintah serta kebijakannya dapat keluar pada waktu yang tidak dapat diprediksi. Masa berlakunya pun kadang bersifat tentatif. Masyarakat pun sering dibingungkan oleh masalah ini. Karena keterlambatan info, masyarakat dirugikan oleh hal ini. Oleh karena itu, publikasi kebijakan serta peraturan pemerintah memerlukan media TIK, misalnya televisi, radio dan internet. Dengan begitu, masyarakat dapat dengan mudah dan cepat mengetahui peraturan dan kebijakan pemerintah yang sudah maupun baru keluar.
Peraturan pemerintah serta kebijakannya dapat keluar pada waktu yang tidak dapat diprediksi. Masa berlakunya pun kadang bersifat tentatif. Masyarakat pun sering dibingungkan oleh masalah ini. Karena keterlambatan info, masyarakat dirugikan oleh hal ini. Oleh karena itu, publikasi kebijakan serta peraturan pemerintah memerlukan media TIK, misalnya televisi, radio dan internet. Dengan begitu, masyarakat dapat dengan mudah dan cepat mengetahui peraturan dan kebijakan pemerintah yang sudah maupun baru keluar.
4.
Tumbuhnya sikap percaya diri dan motivasi tinggi.
Masyarakat memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan adanya TIK. Hal ini dibuktikan dari fakta-fakta yang ada di dunia maya, misalnya jejaring sosial. Mereka berani tampil secara terbuka, baik kepada orang yang dikenalnya bahkan yang tidak kenal sama sekali. Mereka mengekspos pribadinya dengan memberikan informasi-informasi yang sedang terjadi, baik itu penting atau tidak. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan dan menyampaikan info terkini, hal ini juga dapat memperlihatkan tingkat kompetensi antar individu pun semakin besar.
Masyarakat memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan adanya TIK. Hal ini dibuktikan dari fakta-fakta yang ada di dunia maya, misalnya jejaring sosial. Mereka berani tampil secara terbuka, baik kepada orang yang dikenalnya bahkan yang tidak kenal sama sekali. Mereka mengekspos pribadinya dengan memberikan informasi-informasi yang sedang terjadi, baik itu penting atau tidak. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan dan menyampaikan info terkini, hal ini juga dapat memperlihatkan tingkat kompetensi antar individu pun semakin besar.
5.
Adanya “share” budaya antar daerah.
Kebudayaan dimiliki oleh setiap kelompok dari setiap daerah dalam setiap bangsa. Tidak hanya dengan penampilan atau pertunjukkan saja budaya itu dipublikasikan. Dengan TIK pun, antar kelompok masyarakat dapat menyampaikan kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing untuk kemudian dipelajari dan dilestarikan. Tidak hanya dalam satu Negara, tetapi dapat juga antar Negara.
Dampak negatif tersebut diantaranya adalah:
Kebudayaan dimiliki oleh setiap kelompok dari setiap daerah dalam setiap bangsa. Tidak hanya dengan penampilan atau pertunjukkan saja budaya itu dipublikasikan. Dengan TIK pun, antar kelompok masyarakat dapat menyampaikan kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing untuk kemudian dipelajari dan dilestarikan. Tidak hanya dalam satu Negara, tetapi dapat juga antar Negara.
Dampak negatif tersebut diantaranya adalah:
1.
Timbulnya jenis kejahatan baru.
Kejahatan yang timbul antara lain penipuan, pencurian nomor kartu kredit, pornografi, pengiriman email sampah (spam), pengiriman virus, penyadapan saluran telepon, memata-matai aktivitas seseorang (spyware), dan mengacaukan trafik jaringan. Kejahatan-kejahatan ini sulit dideteksi karena dikerjakan dengan fasilitas TIK, salah satunya internet.
Kejahatan yang timbul antara lain penipuan, pencurian nomor kartu kredit, pornografi, pengiriman email sampah (spam), pengiriman virus, penyadapan saluran telepon, memata-matai aktivitas seseorang (spyware), dan mengacaukan trafik jaringan. Kejahatan-kejahatan ini sulit dideteksi karena dikerjakan dengan fasilitas TIK, salah satunya internet.
2.
Maraknya perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan
masyarakat pada umumnya dan remaja pada khususnya.
Perilaku menyimpang disebabkan oleh merosotnya moral yang ada di masyarakat. Kurangnya filterisasi akan informasi serta budaya yang diterima dari TIK menjadi faktor pokok timbulnya permasalahn ini. Hal yang seharusnya salah justru dibenarkan dan yang benar justru disalahkan. Perilaku yang melawan norma yang ada di masyarakat pun kian merebak, tak hanya pada kalangan remaja atau pelajar saja yang memang masih labil, tetapi juga pada masyarakat “dewasa”.
Perilaku menyimpang disebabkan oleh merosotnya moral yang ada di masyarakat. Kurangnya filterisasi akan informasi serta budaya yang diterima dari TIK menjadi faktor pokok timbulnya permasalahn ini. Hal yang seharusnya salah justru dibenarkan dan yang benar justru disalahkan. Perilaku yang melawan norma yang ada di masyarakat pun kian merebak, tak hanya pada kalangan remaja atau pelajar saja yang memang masih labil, tetapi juga pada masyarakat “dewasa”.
3.
Menurunnya tingkat kepercayaan kepada lingkungan sekitar.
Kemudahan akses informasi semakin melemahkan rasa percaya pada orang-orang sekitar. Banyak orang justru lebih men-”dewa”-kan internet (khususnya) untuk mencari informasi dibandingkan bertanya langsung pada orang sekitar yang secara umum mengetahui. Atau bahkan mereka pun kadang sudah sulit sekali percaya pada polisi lalu lintas untuk menanyakan jalan sekalipun. Rasanya kalau tidak “googling” tidak afdol.
Kemudahan akses informasi semakin melemahkan rasa percaya pada orang-orang sekitar. Banyak orang justru lebih men-”dewa”-kan internet (khususnya) untuk mencari informasi dibandingkan bertanya langsung pada orang sekitar yang secara umum mengetahui. Atau bahkan mereka pun kadang sudah sulit sekali percaya pada polisi lalu lintas untuk menanyakan jalan sekalipun. Rasanya kalau tidak “googling” tidak afdol.
4.
Kurangnya ruang privasi.
Hadirnya situs-situs jejaring sosial tidak hanya membantu untuk menghubungkan individu yang satu dengan yang lain atau dengan kelompoknya. Layanan ini memberikan penggunanya kebebasan untuk membuka diri dan melihat-lihat info serta privasi orang lain. Privasi bukan lagi menjadi barang mahal.
Hadirnya situs-situs jejaring sosial tidak hanya membantu untuk menghubungkan individu yang satu dengan yang lain atau dengan kelompoknya. Layanan ini memberikan penggunanya kebebasan untuk membuka diri dan melihat-lihat info serta privasi orang lain. Privasi bukan lagi menjadi barang mahal.
5.
Masuknya budaya asing yang kurang baik dan tidak difilter.
Banyak budaya asing, baik penampilan maupun gaya hidup, yang masuk ke kelompok-kelompok masyarakat. Tidak hanya budaya baik yang ada, tetapi budaya yang kurang baik pun dapat masuk dan lambat laun apabila tidak difilter secara dini, budaya tersebut bukannya membangun tapi malah justru mengerogoti budaya asli yang ada di kelompok tersebut.
Banyak budaya asing, baik penampilan maupun gaya hidup, yang masuk ke kelompok-kelompok masyarakat. Tidak hanya budaya baik yang ada, tetapi budaya yang kurang baik pun dapat masuk dan lambat laun apabila tidak difilter secara dini, budaya tersebut bukannya membangun tapi malah justru mengerogoti budaya asli yang ada di kelompok tersebut.
6.
Meningkatnya angka pengangguran.
Masalah yang satu ini sangat menarik perhatian. Kini, teknologi seolah-olah menggantikan manusia dalam segala bidang, termasuk pekerjaan. Kreatifitas manusia pun menjadi tumpul. Mereka menjadi tergantung akan teknologi. Hampir semua pekerjaan dilakukan oleh mesin-mesin otomatis. Sehingga makin banyak pengangguran karena tenaga mereka tergantikan oleh mesin-mesin otomatis tersebut.[4]
Masalah yang satu ini sangat menarik perhatian. Kini, teknologi seolah-olah menggantikan manusia dalam segala bidang, termasuk pekerjaan. Kreatifitas manusia pun menjadi tumpul. Mereka menjadi tergantung akan teknologi. Hampir semua pekerjaan dilakukan oleh mesin-mesin otomatis. Sehingga makin banyak pengangguran karena tenaga mereka tergantikan oleh mesin-mesin otomatis tersebut.[4]
E.
ARTIKEL TENTANG DAKWAH DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Suatu
hal yang tidak dapat dipungkiri, bahwa perkembangan masyarakat semakin
mengalami perubahan ke arah kemajuan seiring dengan kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi membawa dua dampak yaitu dampak
negatif dan positif. Sisi positifnya dapat dilihat dengan masuknya informasi
lewat media massa baik elektronik maupun cetak. Kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi tersebut dapat membawa kemudahan bagi manusia, memperkaya
informasi, menambah wawasan kecerdasan dan lain-lain.
Selain
sisi positif tersebut, teknologi juga membawa dampak negatif seperti halnya apa
yang disaksikan melalui realitas yang ada sekarang. Kedua dampak inilah yang
sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Masalah utama dalam suatu
masyarakat modern adalah timbulnya disintegrasi dari masyarakat tradisional
karena unsur-unsurnya mengalami perubahan dengan kecepatan yang berbeda.
Kebenaran-kebenaran
abadi sebagaimana terkandung dalam ajaran agama, disisihkan karena dianggap
kuno, sehingga orang hanya berpegang kepada kebutuhan materi dan tujuan dekat
belaka.Dalam masyarakat modern rongrongan terhadap agama, moral, budi pekerti,
warisan budaya lama dan tradisional telah menimbulkan ketidakpastian
fundamental dibidang hukum, moral, nilai, dan etikan kehidupan.
Islam
sebagai agama dakwah melalui ajarannya telah memberikan solusi alternatif bagi
pemecah masalah. Dakwah pada hakekatnya merupakan upaya untuk mempengaruhi
seseorang dalam bertindak dan berperilaku. Dengan dakwah diharapkan mampu
mengubah kepribadian secara individu maupun kolektif.
Dakwah
masa kini tidak cukup dimaknai sebagai aktifitas amar ma’ruf nahi mungkar saja,
tetapi lebih jauh dakwah dapat dimaknai sebagai upaya untuk menciptakan
kemaslahatan hidup manusia sesuai bidang yang digelutinya masing-masing.
Dakwah
dan perkembangan masyarakat tidak dapat dipisahkan, karena sasaran dakwah dalam
Islam adalah manusia tanpa terkecuali. Manusia secara sosiologis cultural
selalu mengalami perubahan-perubahan, disinilah dakwah berperan sebagai agen
perubahan masyarakat yang selalu
menuntun manusia ke arah yang lebih baik.
Islam
adalah ajaran agama yang dinamis, tidak statis karena itu ajarannya sangat
fleksibel dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman dan dinamika kehidupan
masyarakat, namun tidak terbawa arus kemajuan zaman.
Dengan
demikian, dakwah dan perkembangan teknologi komunikasi itu saling bergantung
dan terkait. Dakwah menyesuaikan perkembangan zaman sekarang yang serba instan
dan modern. Teknologi komunikasi juga dapat menjadi alat yang membawa kepada
jalan dakwah, diantaranya seperti dakwah diacara televisi dan media massa yang
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar