Rabu, 14 Desember 2016

ilmu komunikasi

Nama              : Ahmad Dini Faiza Rosyadi                        Mata Kuliah  : Ilmu Komunikasi
NIM                : 1501046029                                      Kelas               : PM A-2

A.    PEMAHAMAN TENTANG TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Teknologi komunikasi adalah peralatan perangkat keras (hardware) dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses, dan saling tukar menukar informasi dengan individu-individu lainnya.
Yang mendasari sesuatu hal dapat digolongkan kedalam teknologi komunikasi adalah:
1.      Teknologi komunikasi dapat di implementasikan dalam suatu alat
2.      Teknologi komunikasi dilahirkan oleh sebuah struktur sosial, ekonomi dan politik
3.      Teknologi komunikasi membawa nilai yang berasal dari struktur ekonomi, sosial, dan politik tertentu
4.      Teknologi komunikasi meningkatkan kemampuan indera manusia terutama kemampuan mendengar dan melihat.
PENERAPAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Penerapan teknologi komunikasi ditentukan oleh sejauh mana teknologi komunikasi mampu membuka akses pada berbagai pelayanan dan jaringan informasi.
PROSES PENERAPAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Terdapat 2 tahapan dalam proses penerapan teknologi komunikasi, yaitu:
1.      Tahap inisiasi
Terdapat dua tingkatan, yakni:
a.       Tingkatan Agen-Setting
b.      Tingkatan Matching
Apabila nilai kedua tingkat inisiasi ini positif, timbulah keinginan untuk mengadopsi teknologi komunikasi yang diinginkan.
2.      Tahapan implementasi
Terdapat tiga tingkatan, yakni:
a.       tingkatan redefining (mengartikan ulang)
b.      tingkatan clarifying (menjelaskan)
c.       tingkatan routinizing (kebiasaan)
PERSPEKTIF TENTANG PENERAPAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
            Suatu organisasi/lembaga pengguna teknologi komunikasi memandang penerapan teknologi komunikasi sebagai:
1.      manajemen sistem
2.      proses birokrasi
3.      pengembangan organisasi
4.      proses tawar menawar
perspektif tentang penerapan teknologi komunikasi adalah:
1.      teknosentrik
2.      sosiosentrik
3.      konflik
4.      desain sistem
PELAKU TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Dalam rangkaian sumber, penyampaian dan penerimaan informasi ada beberapa pihak yang tersangkut dan saling tergantung satu dengan yang lainnya, yaitu:
1.      pemakai
2.      perusahaan penyedia jasa telekomunikasi
3.      produsen peralatan komunikasi
4.      badan yang mengatur/mengkoordinir seluruh kegiatan komunikasi dari segi ekonomis  dan teknis dalam mengadakan peraturan, standar, harga patokan, dan lain-lain.
UNSUR-UNSUR TEKNOLOGI KOMUNIKASI
1.      Informasi
2.      Alat yang digunakan untuk meneruskan informasi
3.      Bentuk informasi yang diterima harus sesuai dengan bentuk awal
4.      Dalam jumlah maupun kecepatan yang semakin meningkat melalui jarak yang semakin jauh dengan biaya yang seekonomis mungkin.[1]
B.     KATEGORISASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Dalam penelitian komunikasi massa, Littlejohn  mengungkapkan tiga topik yang sering dan dapat diteliti serta menghasilkan beberapa teori yakni isi dan susunan komunikasi massa, masyarakat dan budaya serta audiens. McQuail (2000) menyebutkan beberapa tema lain yang dapat diteliti dalam komunikasi massa yakni struktur dan organisasi media.
Pada tataran teori, McQuail (2000) kemudian  membedakan teori-teori media massa menjadi:
1.      Teori Sosial Ilmiah : teori yang masuk dalam kategori ini merupakan teori yang didasari oleh penelitian-penelitian empiris. Hipotesis-hipotesis tentang bagaimna komunikasi massa bekerja dan atau bagaimna efek komunikasi massa diuji melalui pengujian sistematis dan observasi objektif.
2.      Teori cultural: teori yang masuk dalam kategori ini memiliki bergam karakter. Meski demikian teori ini selalu memilki argument yang jelas konsistensi yang tinggi meski komponen intinya bisa jadi sangat imajinatif dan ideal. Mc Quail menjelaskan bahwa teori-teori cultural ini biasanya diaplikasikan pada media visual seperti film, foto atau poster.
3.      Teori Normatif : teori yang masuk dalam kategori teori normatif merupakan teori yang menjelaskan bagaimana seharusnya media beroperasi dengan sebuh sistem spesifik dalam nilai-nilai sosial. Teori ini mencakup tentang empat teori pers.
4.      Teori Operasional : teori operasional adalah teori normative namun dengan segi-segi praktikal. Teori yang masuk dalam kategori ini bukan hanya mengenai bagaimana idealnya sebuah media beroperasi namun juga bagaimana sebuah media dapat beroperasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Teori yang masuk dalam kategori ini antara lain adalah teori-teori periklanan dan konsumen.
5.      Teori common sense : disebut juga dengan teori sehari-hari, teori ini merujuk kepada pengetahuan dan ide-ide yang dimiliki oleh semua orang yang pernah bersinggungan dengan komunikasi massa. Lebih lanjut, Baran dan Davis menyebutkan bahwa setiap orang memiliki teori-teori tersendri tentang saluran komunikasi massa yang seperti apa yang berkualitas.[2]
C.    ADOPSI DAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Implementasi dapat diartikan sebagai seluruh kegiatan yang dilakukan untuk menggunakan teknologi komunikasi. Implementasi sendiri secara harfiah berarti penerapan. Dalam prakteknya, penerapan teknologi komunikasi harus didahului oleh penguasaan keterampilan mengoperasikan teknologi komunikasi tersebut. Karena tanpa keterampilan menguasai teknis, suatu teknologi komunikasi tidak akan mungkin diterapkan oleh seseorang. Hal ini mengisyaratkan teknologi komunikasi sebuah inovasi.
Implementasi  teknologi komunikasi ditentukan oleh sejauh mana teknologi Komunikasi tersebut mampu membuka akses pada berbagai pelayanan dan jarinagan informasi. Semakin banyak pelayanan dan jaringan informasi yang bisa diakses oleh sebuah teknologi komunikasi, semakin banyak pula orang yang mengimplementasikannya. Namun asumsi ini hanya berlaku bagi masyarakat informasi saja.
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu :
1.      Inovasi, gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan suatu inovasi diukur secara subjektif sesuai dengan pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali. Inovasi memiliki 5 sifat yaitu : 1. Relativitas keuntungan, 2. Kesesuaian, 3. Kerumitan, 4. Reliabilitas, dan 5. Kebiasaan diamati.
2.      Saluran Komunikasi, yaitu “alat” untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima pesan. Dalam memilih saluran komunikasi sumber paling tidak perlu untuk memperhatikan tujuan diadakannya komunikasi dan karakteristik penerimanya. Jika komunikasi bertujuan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang besar dan tersebar maka media massa adalah saluran yang tepat untuk menyampaikannya. Tetapi jika komunikasi ditujukan untuk mengubah perilaku si penerima maka saluran interpersonal adalah saluran yang tepat untuk menyampaikannya.
3.       Jangka waktu, proses keputusan inovasi, mulai dari seseorang mengetahui sampai akhirnya memutuskan untuk menolak atau menerimanya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. 
4.      Sistem sosial, kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.
PROSES IMPLEMENTASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Proses Implementasi Teknologi Komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut :
1.    Tahap pertama : Inisiasi, yaitu usaha untuk mengumpulkan informasi tentang teknologi komunikasi, memahami dengan seksama dan merencanakan untuk membuat pengadopsian. Tahap ini mempunyai dua tingkat, yaitu :
a.       Agenda Setting, yaitu munculnya ide untuk mengadopsi teknologi komunikasi.
b.      Matching, yaitu kecocokan teknologi komunikasi dengan kebutuhan dan kemampuan untuk mengadopsi.
2.    Tahap kedua : Implementasi, yaitu seluruh kegiatan dan aktifitas yang dilakukan untuk menggunakan teknologi komunikasi yang diinginkan. Tahap ini memiliki tiga tingkat :
a.       Redefining, yaitu mengatur, menyusun dan memodifikasi struktur lembaga/mentalitas dan kebiasaan individu untuk keperluan teknologi komunikasi.
b.      Clarifyingyaitu meyakinkan pada anggota baru atau individu tentang seluk beluk teknologi komunikasi yang dimaksud.
c.       Routinizingyaitu teknologi komunikasi sudah diketahui secara jelas dan sudah menjadi bagian dari infrastruktur dari organisasi ataupun sebagai pelengkap dalam kehidupan sehari-hari.[3]
Dengan demikian, proses adopsi inovasi hingga implementasi teknologi komunikasi dapat disimpulkan melalui 5 proses yaitu :
a.    Agenda Setting
b.    Matching
c.     Redefining
d.    Clarifying
e.    Routinizing
D.    DAMPAK SOSIAL TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Dalam kehidupan social, Tidak perlu kita ragukan dampaknya, Bahkan perkembangan teknologi telah merasuk dalam ranah budaya. Budaya masyarakat yang tadinya ‘ngobrol’ beramah tamah, basa-basi, dan lain-lain mendadak berubah setelah mengenal teknologi seperti facebook, twiter, dan sebagainya. Ditambah lagi dengan segala kemudahan BB dan Android. Hal tersebut membuat anak-anak atau bahkan sebagian orang dewasa menjadi acuh dengan lingkungan sekitar (karena sibuk dengan BB nya). Perubahan budaya membaca juga telah berubah menjadi budaya online, dimana online atau surfing internet menjadi suatu keharusan minimal beberapa jam sehari.
Jika kita mengingat komunikasi dengan waktu efektif pada jaman dulu, suatu hubungan antar manusia bisa dijalin ketika mereka telah berkomunikasi dengan waktu yang efektif sehingga bisa mempertukarkan nilai-nilai, makna, dan pemahaman tentang dunia. Namun, semenjak telepon pertama ditemukan, komunikasi mulai mengalami pergeseran karena sejak saat itu komunikasi tidak harus disertai dengan pertemuan secara langsung. Hal-hal diatas menjadi bencana, ketika manusia tidak lagi mampu menguasai teknologi yang digunakannya sehingga menimbulkan sifat addict. Kehidupan kemudian dikuasai oleh penggunaan teknologi dimanapun, tanpa mengindahkan batasan-batasan sosial dan norma yang berlaku. Karena seharusnya sebagai seorang pencipta, kitalah yang memanfaatkan teknologi sesuai dengan kebutuhan kita, bukannya malah menjadi tergantung dan tidak bisa hidup tanpa adanya teknologi.
Dampak positif diantaranya adalah:
1.      Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung dipublikasikan dan diterima oleh masyarakat.
Sumber informasi tidak hanya berasal dari satu orang saja. Dalam masyarakat, semua orang dapat menjadi sumber informasi. Setiap orang dapat saling bertukar informasi satu sama lain. Informasi itu pun menyebar sampai kepada seluruh lapisan masyarakat dengan cepat melalui media-media TIK yang ada.
2.      Hubungan sosial antar masyarakat dapat berlangsung dimana dan kapan saja. Contoh: A berada di kota Bandung dan B berada di kota Makassar. Mereka berkomunikasi melalui ponsel. Mereka saling mengabarkan kondisi satu sama lain dan saling bertukar cerita. Itulah sedikit gambaran pemafaatan TIK dalam hubungan interaksi sosial. Walaupun berjauhan dan berada dalam zona waktu yang berbeda, mereka tetap dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi.
3.      Sosialisasi kebijakan pemerintah dapat lebih cepat disampaikan kepada masyarakat.
Peraturan pemerintah serta kebijakannya dapat keluar pada waktu yang tidak dapat diprediksi. Masa berlakunya pun kadang bersifat tentatif. Masyarakat pun sering dibingungkan oleh masalah ini. Karena keterlambatan info, masyarakat dirugikan oleh hal ini. Oleh karena itu, publikasi kebijakan serta peraturan pemerintah memerlukan media TIK, misalnya televisi, radio dan internet. Dengan begitu, masyarakat dapat dengan mudah dan cepat mengetahui peraturan dan kebijakan pemerintah yang sudah maupun baru keluar.
4.      Tumbuhnya sikap percaya diri dan motivasi tinggi.
Masyarakat memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan adanya TIK. Hal ini dibuktikan dari fakta-fakta yang ada di dunia maya, misalnya jejaring sosial. Mereka berani tampil secara terbuka, baik kepada orang yang dikenalnya bahkan yang tidak kenal sama sekali. Mereka mengekspos pribadinya dengan memberikan informasi-informasi yang sedang terjadi, baik itu penting atau tidak. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan dan menyampaikan info terkini, hal ini juga dapat memperlihatkan tingkat kompetensi antar individu pun semakin besar.
5.      Adanya “share” budaya antar daerah.
Kebudayaan dimiliki oleh setiap kelompok dari setiap daerah dalam setiap bangsa. Tidak hanya dengan penampilan atau pertunjukkan saja budaya itu dipublikasikan. Dengan TIK pun, antar kelompok masyarakat dapat menyampaikan kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing untuk kemudian dipelajari dan dilestarikan. Tidak hanya dalam satu Negara, tetapi dapat juga antar Negara.
Dampak negatif tersebut diantaranya adalah:
1.      Timbulnya jenis kejahatan baru.
Kejahatan yang timbul antara lain penipuan, pencurian nomor kartu kredit, pornografi, pengiriman email sampah (spam), pengiriman virus, penyadapan saluran telepon, memata-matai aktivitas seseorang (spyware), dan mengacaukan trafik jaringan. Kejahatan-kejahatan ini sulit dideteksi karena dikerjakan dengan fasilitas TIK, salah satunya internet.
2.      Maraknya perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan masyarakat pada umumnya dan remaja pada khususnya.
Perilaku menyimpang disebabkan oleh merosotnya moral yang ada di masyarakat. Kurangnya filterisasi akan informasi serta budaya yang diterima dari TIK menjadi faktor pokok timbulnya permasalahn ini. Hal yang seharusnya salah justru dibenarkan dan yang benar justru disalahkan. Perilaku yang melawan norma yang ada di masyarakat pun kian merebak, tak hanya pada kalangan remaja atau pelajar saja yang memang masih labil, tetapi juga pada masyarakat “dewasa”.
3.      Menurunnya tingkat kepercayaan kepada lingkungan sekitar.
Kemudahan akses informasi semakin melemahkan rasa percaya pada orang-orang sekitar. Banyak orang justru lebih men-”dewa”-kan internet (khususnya) untuk mencari informasi dibandingkan bertanya langsung pada orang sekitar yang secara umum mengetahui. Atau bahkan mereka pun kadang sudah sulit sekali percaya pada polisi lalu lintas untuk menanyakan jalan sekalipun. Rasanya kalau tidak “googling” tidak afdol.
4.      Kurangnya ruang privasi.
Hadirnya situs-situs jejaring sosial tidak hanya membantu untuk menghubungkan individu yang satu dengan yang lain atau dengan kelompoknya. Layanan ini memberikan penggunanya kebebasan untuk membuka diri dan melihat-lihat info serta privasi orang lain. Privasi bukan lagi menjadi barang mahal.
5.      Masuknya budaya asing yang kurang baik dan tidak difilter.
Banyak budaya asing, baik penampilan maupun gaya hidup, yang masuk ke kelompok-kelompok masyarakat. Tidak hanya budaya baik yang ada, tetapi budaya yang kurang baik pun dapat masuk dan lambat laun apabila tidak difilter secara dini, budaya tersebut bukannya membangun tapi malah justru mengerogoti budaya asli yang ada di kelompok tersebut.
6.      Meningkatnya angka pengangguran.
Masalah yang satu ini sangat menarik perhatian. Kini, teknologi seolah-olah menggantikan manusia dalam segala bidang, termasuk pekerjaan. Kreatifitas manusia pun menjadi tumpul. Mereka menjadi tergantung akan teknologi. Hampir semua pekerjaan dilakukan oleh mesin-mesin otomatis. Sehingga makin banyak pengangguran karena tenaga mereka tergantikan oleh mesin-mesin otomatis tersebut.[4]
E.     ARTIKEL TENTANG DAKWAH DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri, bahwa perkembangan masyarakat semakin mengalami perubahan ke arah kemajuan seiring dengan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi membawa dua dampak yaitu dampak negatif dan positif. Sisi positifnya dapat dilihat dengan masuknya informasi lewat media massa baik elektronik maupun cetak. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut dapat membawa kemudahan bagi manusia, memperkaya informasi, menambah wawasan kecerdasan dan lain-lain.
Selain sisi positif tersebut, teknologi juga membawa dampak negatif seperti halnya apa yang disaksikan melalui realitas yang ada sekarang. Kedua dampak inilah yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Masalah utama dalam suatu masyarakat modern adalah timbulnya disintegrasi dari masyarakat tradisional karena unsur-unsurnya mengalami perubahan dengan kecepatan yang berbeda.
Kebenaran-kebenaran abadi sebagaimana terkandung dalam ajaran agama, disisihkan karena dianggap kuno, sehingga orang hanya berpegang kepada kebutuhan materi dan tujuan dekat belaka.Dalam masyarakat modern rongrongan terhadap agama, moral, budi pekerti, warisan budaya lama dan tradisional telah menimbulkan ketidakpastian fundamental dibidang hukum, moral, nilai, dan etikan kehidupan.
Islam sebagai agama dakwah melalui ajarannya telah memberikan solusi alternatif bagi pemecah masalah. Dakwah pada hakekatnya merupakan upaya untuk mempengaruhi seseorang dalam bertindak dan berperilaku. Dengan dakwah diharapkan mampu mengubah kepribadian secara individu maupun kolektif.
Dakwah masa kini tidak cukup dimaknai sebagai aktifitas amar ma’ruf nahi mungkar saja, tetapi lebih jauh dakwah dapat dimaknai sebagai upaya untuk menciptakan kemaslahatan hidup manusia sesuai bidang yang digelutinya masing-masing.
Dakwah dan perkembangan masyarakat tidak dapat dipisahkan, karena sasaran dakwah dalam Islam adalah manusia tanpa terkecuali. Manusia secara sosiologis cultural selalu mengalami perubahan-perubahan, disinilah dakwah berperan sebagai agen perubahan  masyarakat yang selalu menuntun manusia ke arah yang lebih baik.
Islam adalah ajaran agama yang dinamis, tidak statis karena itu ajarannya sangat fleksibel dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman dan dinamika kehidupan masyarakat, namun tidak terbawa arus kemajuan zaman.
Dengan demikian, dakwah dan perkembangan teknologi komunikasi itu saling bergantung dan terkait. Dakwah menyesuaikan perkembangan zaman sekarang yang serba instan dan modern. Teknologi komunikasi juga dapat menjadi alat yang membawa kepada jalan dakwah, diantaranya seperti dakwah diacara televisi dan media massa yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar