Minggu, 04 Desember 2016

struktur ilmu dakwah


I. PENDAHULUAN
Aktivitas dakwah sebenarnya telah ada sejak adanya upaya menyampaikan dan mengajak manusia ke jalan Allah, namun kajian akademik keilmuanya masih tertinggal dibandingkan dengan panjanganya sejarah dakwah yang ada.Sebagai sebuah realita, dakwah merupakan bagian yang senantiasa ada sebagai aktivitas keagamaan umat Islam. Sementara sebagai kajian keilmuan pastinya hal ini memerlukan spesifikasi yang berbeda dan persyaratan tertentu.
Dewasa ini terdapat bebrapa fenomena yang kemudian menempatkan kesadaran umat bahwa dakwah sebagai suatu aktivitas keagamaan memang memiliki kekuatan yang besar dalam membentuk kecendrungan masyarakat .
Maraknya dakwah, ternyata belum mampu menahan masuknya beberapa ajaran atau pemahaman yang tidak relevan dengan nilai-nilai ajran agama secara hedonistik, matrialistik, dan sekuleristik. Hal inilah yang kemudian menimbulkan kesalahpahaman dalam memahami dan menghayati pesan simbolis keagamaan.Sehingga ritualitas prilaku kesalehan dalam beragama masyarakat tidak menerangkan tentang prilaku keagamaan yang sesungguhnya dimana nilai-nilai keagamaan menjadi pertimbangan dalam berfikir maupun bertindak oleh individu mapun sosial.
Ilmu dakwah mengaalmi proses perkembangan yang positif sehingga semakin hari semakin estabilished sehingga semakin waktu mendapat sambutan dan pengakuan dari masyarakat mengenai eksistensinya.

II. RUMUSAN MASALAH
A.    Apa saja struktur ilmu dakwah?
B.     Apakah pengertian dan ruang lingkup ilmu dakwah?
C.     Apa saja jenis disiplin ilmu dasar/teorik dakwah?
D.    Apa saja disiplin ilmu terapan/praktis dakwah?






            III. PEMBAHASAN
A.    Struktur Ilmu Dakwah
Struktur ilmu dakwah akan berkaiatan dengan pemberian kerangka sumber, filosofis, teoritis, dan teknis mengenai unsur-unsur dakwah, konteks dakwah, dan interaksi antar unsur-unsur yang melahirkan problema dakwah sebagai kajian macam-macam ilmu tersebut, menjadi salah satu isi penjelasan epistemology kurikulum kependidikan dakwah sebagai bagian dari proses dakwah.
Jika distrukturkan lebih lanjut, maka ilmu dakwah dapat terdiri dari ilmu sumber, ilmu dasar teoritik, ilmu teknik dan ilmu bantu:
1.      Ilmu-ilmu sumber terdiri dari: Ulum Al-Qur’an, Ulum Al-Hadist, dan macam-macam ilmu yang berkaitan dengan keduanya.
2.      Ilmu filosofis terdiri dari: Filsafat Dakwah, Filsafat Ilmu Dakwah, dan semacamnya.
3.      Ilmu-ilmu dasar teoritik terdiri dari: Pengantar Ilmu Dakwah, Dasar-dasar ilmu Tabligh, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, dan Dasar-dasar Ilmu Pengembangan Masyarakat .
4.      Ilmu-ilmu Teknik (dakwah terapan): (a) Teknologi Tabligh, Teknik Khitobah; Teknik Penulian berita, artikel, feature dan tajuk rencana; Teknik Peliputan Berita dan sebagainya. (b) Tekhnologi Irsyad, Teknik Penyuluhan Islam, Kesehatan Mental, Psikoterapi Islam, dan sebagainya.
5.      Ilmu-ilmu Bantu: Psikologi, Sosiologi, Antropologi, Filsafat, Komunikasi dan lain-lain.
Ilmu dakwah menjadi objek bahasan ilmu lain dari segi objek materialnya, dan dapat menjadi perspektif tersendiri dari objek formalnya. Dalam teori logika di sebut Nisbah Umum Khusus Minwajhin dari struktur bidang keilmuan islam.
 Adapun status ilmu Dakwah dalam struktur keilmuan,hubungan ilmu dakwah dengan ilmu bantu dari segi objek materialnya dapat disebut ilmu multi disipliner.sedangkan hubungan ilmu dakwah dengan ilmu sumber dan antara bidang keislaman dari segi objek formalnya dapat disebut ilmu interdisipliner .[1]


B.     Pengertian Ilmu Dakwah
Bebrapa ahli yang telah mengadakan studi tentang ilmu dakwah memberikan rumusan tentang pengertaian ilmu dakwah adalah dengan berbagai rumusan yang berbeda-beda . rumusan-rumusan pengertian ilmu dakwah tersebut antara lain sebagai berikut.
a.       Prof. Toha Yahya Omar, M.A. dalam bukunya’’ Ilmu Dakwah’’
Ilmu dakwah adalah suatau ilmu pengetahuan yang berisi tentang cara-cara dan tuntunan, bagaimana menarik perhatian untuk menganut, menyetujui, melaksanakn suatu ideologi, pendapat, dan pekerjaan tertentu.
b.      Ki.Musa Al-Mahfudl dalam bukunya ‘’Filsafat Dakwah’’
Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari panggilan kembali ke jalan Allah terhadap manusia yang berada diluar jalan Allah atau orang yang ada di jakan Allah, tetapi baru berdiri pada satu kaki.
c.       Drs. H. Masdar Helmy dalam bukunya: ‘’Dakwah dalam Alam Pembangunan’’:
Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari ajakan dan kegiatan manusia dalam menyampaikan isi ajaran Islam kepada sesama manusia untuk kebahagiaan nya baik di dunia maupun di akhirat
Dari beberapa batasan berikut, maka letak penekananya adalah pada upaya atau proses penyampain ajran Islam baik melalui proses elaborasi Islam maupun konsolidasi.[2]
     
C.     Ruang Lingkup Ilmu Dakwah
Dakwah menyentuh berbagi aspek kehidupan yang diperlukan oleh manusia. Bila dalam kehidupan riil dakwah belum menyentuh sampai ke arah sana, itu harus dimaknai sebagai suatu proses sejarah muslim. Namun, bisa jadi karena terdistorsi  oleh berbagai makna yang bersinggungan, bahkan berbenturan , dan itu akan disempurnakan oleh generasi berikutnya. Dakwah meliputi upaya bagaiamana menciptakan kehidupan yang sejahtera, aman dan damai dengan mengembangkan potensi berfikir atau kreativitas individu serta masyarakat. Dengan kata lain, dakwah pada hakikatnya adalah proses pemberdayaan (Suparta,2003: XIV).
Aktivitas dakwah dilakukan dengan mengajak, mendorong, menyeru tanpa tekanan dan provokasiserta bukan dengan bujukan dan pemberian barang-barang murahan.Terlalu murah bila iman harus ditukarkan dengan benda-benda atu fasilitas duniawi meski realitas social menunjukkan kondisi itu. Guna memudahkan langkah-langkah dakwah, sistematisasi, dan metodenya, kegiatan dakwah dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian: (a) dakwah billisan ‘I-maqal  (disingkat menjadi: billisan),  dan (b) dakwah billisan ‘I-hal (disingkat: bilhal).
Dakwah bil-lisan merupakan suatu usaha yang berorientasi verbal. Dalam perspektif komunikasi dakwah , ada dua bentuk komunikasi dakwah, yaitu verbal (billisan), meliputi: (a) verbal vocal, dan (b) verbal non vocal. Pada verbal vocal berarti upaya untuk menyampaikan pesan-pesandan secara langsung menggunakan lisan.Dakwah ini kita lakukan dalam rangka menyebarluaskan ilmu-ilmu keislaman, dan informasi untuk menumbuhkembangkan kesadran beragama dikalanagan umat Islam. Sedangakan komunikasi dakwah verbal non vokal dilakukan dengan menggunakan tulisan, symbol-simbol dan gambar yang lain, misalnya tulisaan di koran atau majalah, film animasi dan pentas seni. Tujuanya adalah menghibur dengan hiburan yang membawa kesadaran.Sementara itu, dakwah bil-hal merupakan kegiatan dakwah secara kongkret dengan mencurahkan segenap daya dan tenaga untuk membina, memperbaiki lingkup fisik, social dan pranata-pranatanya. Sedangkan spirit dakwah adalah amar ma’ruf  dan nahyi mungkar. Aktivitas dakwah mengajak orang untuk berubah dari situasi yang nilai-nilainya tidak islami ke kehidupan yang islami dengan cara yang damai, sederhana, dan mudah untuk di mengerti oleh kaum muslim. Istilah dakwah billisan  dan bilhal merupakan suatu rumusan yang relative kontemporer, belum ada pada masa Islam periode awal, baik pada zaman Nabi Saw, maupun pada generasi berikutnya, Khulafa al-Rasyidin. Ruang lingkup dakwah ini menjadi persoalan  yang berkembang dalam kehidupan masyarakat muslim yang selalu mencari makna implisit dari ajaran Islam. Melalui dua bentuk dakwah ini, umat Islam memberikan aksentuasi makna dakwah dari perspektif keumatan.[3]

D.    Jenis Disiplin Ilmu Dasar / Teorik Dakwah
Ilmu dakwah teorik, yaitu salah satu disiplin ilmu dakwah yang berusaha memberikan kerangka teori dan metodologi dakwah Islam.Ilmu dakwah berfungsi memeberikan dasar-dasar teoritis dan metodologis keahlian dakwah Islam.Pengertian ilmu dakwah teoritik adalah cabang-cabang ilmu dakwah yang memberikan prinsip-peinsip, paradigma, kerangka teoretis, sistem dan metodologi dakwah.Cabang-cabang yang di maksud antara lain adalah filsafat dakwah, manajemen dakwahpsikologi dakwah, sejarah dakwah, system dakwah dan lain-lain.
Pembahasan teori ilmu dakwah ini berusaha menginventarisasi bebarapa pemikiran tentang dakwah yang ada relevansinyadengan pengayan kajian dakwah denganpendektan filsafat, yang meliputi hal-hal sebagai berikut: pertama  aspekOntologi Dakwah Islam, yang membahas tentang pemahaman atau pengkajian tentang wujud hakikat dakwah Islam dari segi hakikat dakwah Islamdalam mengkaji problem ontologsm dakwah yang juga mnjadiperhatian filsafat dakwah disiplin ilmu dakwah. Kedua, aspek Epistemologi  Dakwah Islam, yang mendiskusikan wilayah, realitas dan fenomena yang di kaji dalam disiplin Ilmu Dakwah. Ketiga aspek Aksiologi Ilmu Dakwah yang mengkaji  sumber dakwah, metode penalaran dalam merekonstruksi teori dakwah dan struktur keilmuan dakwah. Kajian tentang  persoalan sumber dakwah dan ilmu dakwah diarahkan pada pengkayaan wacana pemikiran bahwa dalam disiplin ilmudakwah tercakup pula kajian-kajian normatif dan historis. Persoalan metode penalran berisi tentang beberapa metode penelitian yang bias di pakai untuk penelitian dakwah baik dari ilmu-ilmu keislaman tradisional seperti ilmu ushul fiqih, musthalalul hadist, ulumul qur’andan lain-lain, maupun ilmu-ilmu social empiris. Sdangakn persoalan struktur teori dan keilmuan dakwah digambarkan secara skematis mengenai teori-teori dakwah sebagai hasil penerapan model metode-metode penelitian tersebut dalam penelitian dakwah.[4]


E.     Ilmu Terapan / Praktis Dakwah
Ilmu dakwah  terapan (teknologi dakwah), yaitu salah satu disiplin ilmu dakwah yang berusaha memberikan kerangka teknis operasionalkegiatan dakwah Islam.Jadi ilmu dakwah terapan adalah cabang-cabang ilmu terapan yang memberikan teknik operasionalbentuk kegiatan dakwah Islam.Fungsi ilmu dakwah terapan adalah memberikan kemampuan teknis keahlian profesi dakwah Islam.Ilmu dakwah terapan terdiri dari tiga kelompok utama, yaitu ilmu tabligh Islam, ilmu pengembangan masyarakat Islam dan ilmu manajemen dakwah.Ilmu Tabligh Islam terdiri dari ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam seta Ilmu Bimbingan dan Penyuluhan Islam.Dalam kedua disiplin ilmu dakwah terapanini ada beberapapa komponen seperti pengantar ilmu tabligh, dasar-dasar bimbingan dan penyuluhan Islam dan lain-lain. Sub disiplin ilmu dakwah terapan berupa pengembangan masyarakat Islam memiliki beberapa komponenseperti pengantar ilmu pengembangan masyarakat Islam. Sedangkan disiplin ilmu managemen dakwah, diantara komponennyaadalah pengantar ilmu managemen Islam.
Menurut Syukriadi Sambas, ilmu dakwah terapan terdiri dari empat sub disiplin, yaitu ilmu tabligh Islam (Komunikasi dan Penyiaran Islam), ilmu Irsyad  (Bimbingan Penyuluhan Islam), ilmu Tadbir (Manajemen Dakwah) dan ilmu Tathwir (Pengembangan Masyarakat Islam). Dalam setiap sub disiplin itu, ada beberapa kosentrasi yang di kembangakan Ilmu Tabligh  meliputi:
a.       Studi Khithabah
b.      Studi Pers Dakwah
c.       Studi Radio dakwah
d.      Studi TV Dakwah
e.       Studi Film Dakwah
                                    Sub disiplin ilmu Irsyad  mengembangkan beberapa kosentrasiberikut ini:
a.       Studi Bimbingan  Islam
b.      Studi penyuluhan Islam
c.       Studi Psikoterapi Islam
Sub disiplin Tadbir mengembangkan beberapa kosentrasi sebagai berikut:
a.       Studi Manajemen dan Organisasi Dakwah
b.      Studi Manajemen Bank dan Ekonomi Islam
Sub disiplin Tathwir  mengembangkan bebrapakosentrasi berikut:
a.       Studi Pengembangan Komunitas Islam
b.      Pengembangan Ekonomi Umat
c.       Pengembangan Sumber Daya Lingkungan
Dalam kenyataanya, kosentrasi studi yang di kembangkan oleh masing-masing jurusan di fakultasdakwah seluruh Indonesia tidak sama. Kosentrasi yang dikembangakan di Bandung itu hanya salah satu contoh yang dikemukakan dalam tulisan dari pengembangan disiplin ilmu dakwah dengan merujuk pada sub disiplin ilmu dakwah.[5]
            IV. PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa struktur ilmu dakwah itu terdiri dari ilmu sumber, filosofis, teoritis, dan teknis mengenai unsur-unsur dakwah, konteks dakwah, dan interaksi antar unsur-unsur yang melahirkan problema dakwah sebagai kajian macam-macam ilmu tersebut, menjadi salah satu isi penjelasan epistemology kurikulum kependidikan dakwah sebagai bagian dari proses dakwah. Dari salah satu diantara beberapa pakar mendenefisikan pengertian ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari ajakan dan kegiatan manusia dalam menyampaikan isi ajaran agama Islam dengan tujuan agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Selain dari pada itu ruang lingkup dakwah meliputi diantaranya (1) Dakwah billisan ‘I-maqal  (disingkat menjadi: billisan),  dan (2) Dakwah billisan ‘I-hal (disingkat: bilhal).
 Sedangkan disiplin ilmu dakwah itu ada dua yaitu disiplin ilmu dasar yang meliputi Ilmu-ilmu dasar terdiri dari: Pengantar ILmu Dakwah, Dasar-dasar ilmu Tabligh, Dasar-dasar BImbingan dan Penyuluhan, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, dan Dasar-dasar ILmu Pengembangan Masyarakat .
Ilmu-ilmu Teknik (dakwah terapan): (a) Teknologi Tabligh, Teknik Khitobah; Teknik Penulian berita, artikel, feature dan tajukrencana; Tkenik Peliputan Berita dan sebagainya. (b) Tekhnologi Irsyad, Teknik Penyuluhan Islam, Kesehatan Mental, Psikoterapi Islam, dan sebagainya.

B.     Penutup
      Demikianlah  makalah yang kami buat dan yang kami sampaikan. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila da kesalhan dalam penulisan, atau adarefrensi yang kurang benar dalam pembahsan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan kami menerima saran dan kritikan dari pembaca demi kebaikan kami untuk selanjutnya. Tiada kesempurnaan bagi kita, kecuali kesempurnaan itu hanya milik Allah semata.   







V. DAFTAR PUSTAKA
Sulthon, Muhammad, Desain Ilmu Dakwah,  Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Ma’arif, Bambang Saiful ‘’Komunikasi Dakwah Paradigma Untuk  Aksi, Bandung:  Simbiosa Rekatama Median. 2001.
Kusnawan Aep, M.Ag. Dkk. Dimensi Ilmu Dakwah, Bandung: Penerbit  Widya Padjadjaran, 2005.
Drs. Amin Samsul Munir, M.A. Ilmu Dakwah , Jakarta: Penerbit  AMZAH, 2009.

Drs. Saputra Wahidin, M.A. Pengantar Ilmu Dakwah , Jakarta:  Rajawali Pers, 2012.







[1] .Aep Kusnawan, M.Ag. Dkk. Dimensi Ilmu Dakwah  (Bandung Penerbit  Widya Padjadjaran), hlm 117-118.
[2] Drs. Samsul Munir Amin, M.A. Ilmu Dakwah  (Jakarta Penerbit  AMZAH, 200 9), hlm 28-29.
[3]Bambang Saiful Ma’arif, ‘’Komunikasi Dakwah Paradigma Untuk  Aksi’’(Bandung: Penerbit Simbiosa Rekatama Median),hlm .30-31.
[4] Drs. Wahidin Saputra, M.A. Pengantar Ilmu Dakwah  (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm7-8.
[5]Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2003) hlm. 123-126

Tidak ada komentar:

Posting Komentar