I.
PENDAHULUAN
Aktivitas
dakwah sebenarnya telah ada sejak adanya upaya menyampaikan dan mengajak
manusia ke jalan Allah, namun kajian akademik keilmuanya masih tertinggal
dibandingkan dengan panjanganya sejarah dakwah yang ada.Sebagai sebuah realita,
dakwah merupakan bagian yang senantiasa ada sebagai aktivitas keagamaan umat
Islam. Sementara sebagai kajian keilmuan pastinya hal ini memerlukan
spesifikasi yang berbeda dan persyaratan tertentu.
Dewasa
ini terdapat bebrapa fenomena yang kemudian menempatkan kesadaran umat bahwa
dakwah sebagai suatu aktivitas keagamaan memang memiliki kekuatan yang besar
dalam membentuk kecendrungan masyarakat .
Maraknya
dakwah, ternyata belum mampu menahan masuknya beberapa ajaran atau pemahaman
yang tidak relevan dengan nilai-nilai ajran agama secara hedonistik,
matrialistik, dan sekuleristik. Hal inilah yang kemudian menimbulkan
kesalahpahaman dalam memahami dan menghayati pesan simbolis keagamaan.Sehingga
ritualitas prilaku kesalehan dalam beragama masyarakat tidak menerangkan
tentang prilaku keagamaan yang sesungguhnya dimana nilai-nilai keagamaan
menjadi pertimbangan dalam berfikir maupun bertindak oleh individu mapun
sosial.
Ilmu
dakwah mengaalmi proses perkembangan yang positif sehingga semakin hari semakin
estabilished sehingga semakin waktu mendapat sambutan dan pengakuan dari
masyarakat mengenai eksistensinya.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa
saja struktur ilmu dakwah?
C. Apa
saja jenis disiplin ilmu dasar/teorik dakwah?
D. Apa
saja disiplin ilmu terapan/praktis dakwah?
III. PEMBAHASAN
A. Struktur
Ilmu Dakwah
Struktur ilmu dakwah akan berkaiatan
dengan pemberian kerangka sumber, filosofis, teoritis, dan teknis mengenai
unsur-unsur dakwah, konteks dakwah, dan interaksi antar unsur-unsur yang
melahirkan problema dakwah sebagai kajian macam-macam ilmu tersebut, menjadi salah
satu isi penjelasan epistemology kurikulum kependidikan dakwah sebagai bagian
dari proses dakwah.
Jika distrukturkan lebih lanjut, maka
ilmu dakwah dapat terdiri dari ilmu sumber, ilmu dasar teoritik, ilmu teknik
dan ilmu bantu:
1. Ilmu-ilmu
sumber terdiri dari: Ulum Al-Qur’an, Ulum Al-Hadist, dan macam-macam ilmu yang
berkaitan dengan keduanya.
2. Ilmu
filosofis terdiri dari: Filsafat Dakwah, Filsafat Ilmu Dakwah, dan semacamnya.
3. Ilmu-ilmu
dasar teoritik terdiri dari: Pengantar Ilmu Dakwah, Dasar-dasar ilmu Tabligh,
Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, dan
Dasar-dasar Ilmu Pengembangan Masyarakat .
4. Ilmu-ilmu
Teknik (dakwah terapan): (a) Teknologi Tabligh,
Teknik Khitobah; Teknik Penulian berita, artikel, feature dan tajuk rencana;
Teknik Peliputan Berita dan sebagainya. (b) Tekhnologi Irsyad, Teknik Penyuluhan Islam, Kesehatan Mental, Psikoterapi
Islam, dan sebagainya.
5. Ilmu-ilmu
Bantu: Psikologi, Sosiologi, Antropologi, Filsafat, Komunikasi dan lain-lain.
Ilmu dakwah menjadi objek bahasan ilmu
lain dari segi objek materialnya, dan dapat menjadi perspektif tersendiri dari
objek formalnya. Dalam teori logika di sebut Nisbah Umum Khusus Minwajhin dari
struktur bidang keilmuan islam.
Adapun
status ilmu Dakwah dalam struktur keilmuan,hubungan ilmu dakwah dengan ilmu
bantu dari segi objek materialnya dapat disebut ilmu multi disipliner.sedangkan
hubungan ilmu dakwah dengan ilmu sumber dan antara bidang keislaman dari segi
objek formalnya dapat disebut ilmu interdisipliner .[1]
B. Pengertian
Ilmu Dakwah
Bebrapa
ahli yang telah mengadakan studi tentang ilmu dakwah memberikan rumusan tentang
pengertaian ilmu dakwah adalah dengan berbagai rumusan yang berbeda-beda .
rumusan-rumusan pengertian ilmu dakwah tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Prof.
Toha Yahya Omar, M.A. dalam bukunya’’ Ilmu
Dakwah’’
Ilmu dakwah adalah
suatau ilmu pengetahuan yang berisi tentang cara-cara dan tuntunan, bagaimana
menarik perhatian untuk menganut, menyetujui, melaksanakn suatu ideologi,
pendapat, dan pekerjaan tertentu.
b. Ki.Musa
Al-Mahfudl dalam bukunya ‘’Filsafat Dakwah’’
Ilmu
dakwah adalah ilmu yang mempelajari panggilan kembali ke jalan Allah terhadap
manusia yang berada diluar jalan Allah atau orang yang ada di jakan Allah,
tetapi baru berdiri pada satu kaki.
c. Drs.
H. Masdar Helmy dalam bukunya: ‘’Dakwah
dalam Alam Pembangunan’’:
Ilmu dakwah adalah ilmu
yang mempelajari ajakan dan kegiatan manusia dalam menyampaikan isi ajaran
Islam kepada sesama manusia untuk kebahagiaan nya baik di dunia maupun di
akhirat
Dari
beberapa batasan berikut, maka letak penekananya adalah pada upaya atau proses
penyampain ajran Islam baik melalui proses elaborasi Islam maupun konsolidasi.[2]
C. Ruang
Lingkup Ilmu Dakwah
Dakwah
menyentuh berbagi aspek kehidupan yang diperlukan oleh manusia. Bila dalam
kehidupan riil dakwah belum menyentuh sampai ke arah sana, itu harus dimaknai
sebagai suatu proses sejarah muslim. Namun, bisa jadi karena terdistorsi oleh berbagai makna yang bersinggungan,
bahkan berbenturan , dan itu akan disempurnakan oleh generasi berikutnya. Dakwah
meliputi upaya bagaiamana menciptakan kehidupan yang sejahtera, aman dan damai
dengan mengembangkan potensi berfikir atau kreativitas individu serta
masyarakat. Dengan kata lain, dakwah pada hakikatnya adalah proses pemberdayaan
(Suparta,2003: XIV).
Aktivitas
dakwah dilakukan dengan mengajak, mendorong, menyeru tanpa tekanan dan provokasiserta
bukan dengan bujukan dan pemberian barang-barang murahan.Terlalu murah bila
iman harus ditukarkan dengan benda-benda atu fasilitas duniawi meski realitas
social menunjukkan kondisi itu. Guna memudahkan langkah-langkah dakwah,
sistematisasi, dan metodenya, kegiatan dakwah dapat diklasifikasikan menjadi 2
bagian: (a) dakwah billisan ‘I-maqal (disingkat menjadi: billisan), dan (b) dakwah billisan ‘I-hal (disingkat: bilhal).
Dakwah
bil-lisan merupakan suatu usaha yang
berorientasi verbal. Dalam perspektif komunikasi dakwah , ada dua bentuk
komunikasi dakwah, yaitu verbal (billisan),
meliputi: (a) verbal vocal, dan (b) verbal non vocal. Pada verbal vocal berarti
upaya untuk menyampaikan pesan-pesandan secara langsung menggunakan
lisan.Dakwah ini kita lakukan dalam rangka menyebarluaskan ilmu-ilmu keislaman,
dan informasi untuk menumbuhkembangkan kesadran beragama dikalanagan umat
Islam. Sedangakan komunikasi dakwah verbal non vokal dilakukan dengan
menggunakan tulisan, symbol-simbol dan gambar yang lain, misalnya tulisaan di koran
atau majalah, film animasi dan pentas seni. Tujuanya adalah menghibur dengan
hiburan yang membawa kesadaran.Sementara itu, dakwah bil-hal merupakan
kegiatan dakwah secara kongkret dengan mencurahkan
segenap daya dan tenaga untuk membina, memperbaiki lingkup fisik, social dan
pranata-pranatanya. Sedangkan spirit dakwah adalah amar ma’ruf dan nahyi mungkar. Aktivitas dakwah mengajak
orang untuk berubah dari situasi yang nilai-nilainya tidak islami ke kehidupan
yang islami dengan cara yang damai, sederhana, dan mudah untuk di mengerti oleh
kaum muslim. Istilah dakwah billisan dan bilhal
merupakan suatu rumusan yang relative kontemporer, belum ada pada masa
Islam periode awal, baik pada zaman Nabi Saw, maupun pada generasi berikutnya,
Khulafa al-Rasyidin. Ruang lingkup dakwah ini menjadi persoalan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat
muslim yang selalu mencari makna implisit dari ajaran Islam. Melalui dua bentuk
dakwah ini, umat Islam memberikan aksentuasi makna dakwah dari perspektif
keumatan.[3]
D. Jenis
Disiplin Ilmu Dasar / Teorik Dakwah
Ilmu
dakwah teorik, yaitu salah satu disiplin ilmu dakwah yang berusaha memberikan
kerangka teori dan metodologi dakwah Islam.Ilmu dakwah berfungsi memeberikan
dasar-dasar teoritis dan metodologis keahlian dakwah Islam.Pengertian ilmu
dakwah teoritik adalah cabang-cabang ilmu dakwah yang memberikan
prinsip-peinsip, paradigma, kerangka teoretis, sistem dan metodologi dakwah.Cabang-cabang
yang di maksud antara lain adalah filsafat dakwah, manajemen dakwahpsikologi
dakwah, sejarah dakwah, system dakwah dan lain-lain.
Pembahasan
teori ilmu dakwah ini berusaha menginventarisasi bebarapa pemikiran tentang
dakwah yang ada relevansinyadengan pengayan kajian dakwah denganpendektan
filsafat, yang meliputi hal-hal sebagai berikut: pertama aspekOntologi Dakwah Islam, yang membahas
tentang pemahaman atau pengkajian tentang wujud hakikat dakwah Islam dari segi
hakikat dakwah Islamdalam mengkaji problem ontologsm dakwah yang juga
mnjadiperhatian filsafat dakwah disiplin ilmu dakwah. Kedua, aspek Epistemologi Dakwah Islam, yang mendiskusikan wilayah,
realitas dan fenomena yang di kaji dalam disiplin Ilmu Dakwah. Ketiga aspek Aksiologi Ilmu Dakwah yang mengkaji sumber dakwah, metode penalaran dalam
merekonstruksi teori dakwah dan struktur keilmuan dakwah. Kajian tentang persoalan sumber dakwah dan ilmu dakwah
diarahkan pada pengkayaan wacana pemikiran bahwa dalam disiplin ilmudakwah
tercakup pula kajian-kajian normatif dan historis. Persoalan metode penalran
berisi tentang beberapa metode penelitian yang bias di pakai untuk penelitian
dakwah baik dari ilmu-ilmu keislaman tradisional seperti ilmu ushul fiqih, musthalalul hadist, ulumul qur’andan lain-lain,
maupun ilmu-ilmu social empiris. Sdangakn persoalan struktur teori dan keilmuan
dakwah digambarkan secara skematis mengenai teori-teori dakwah sebagai hasil
penerapan model metode-metode penelitian tersebut dalam penelitian dakwah.[4]
E. Ilmu
Terapan / Praktis Dakwah
Ilmu dakwah terapan (teknologi dakwah), yaitu salah satu
disiplin ilmu dakwah yang berusaha memberikan kerangka teknis
operasionalkegiatan dakwah Islam.Jadi ilmu dakwah terapan adalah cabang-cabang
ilmu terapan yang memberikan teknik operasionalbentuk kegiatan dakwah
Islam.Fungsi ilmu dakwah terapan adalah memberikan kemampuan teknis keahlian
profesi dakwah Islam.Ilmu dakwah terapan terdiri dari tiga kelompok utama,
yaitu ilmu tabligh Islam, ilmu pengembangan masyarakat Islam dan ilmu manajemen
dakwah.Ilmu Tabligh Islam terdiri dari ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam seta
Ilmu Bimbingan dan Penyuluhan Islam.Dalam kedua disiplin ilmu dakwah terapanini
ada beberapapa komponen seperti pengantar ilmu tabligh, dasar-dasar bimbingan
dan penyuluhan Islam dan lain-lain. Sub disiplin ilmu dakwah terapan berupa
pengembangan masyarakat Islam memiliki beberapa komponenseperti pengantar ilmu
pengembangan masyarakat Islam. Sedangkan disiplin ilmu managemen dakwah,
diantara komponennyaadalah pengantar ilmu managemen Islam.
Menurut Syukriadi Sambas, ilmu dakwah
terapan terdiri dari empat sub disiplin, yaitu ilmu tabligh Islam (Komunikasi dan Penyiaran Islam), ilmu Irsyad
(Bimbingan Penyuluhan Islam), ilmu Tadbir
(Manajemen Dakwah) dan ilmu Tathwir (Pengembangan
Masyarakat Islam). Dalam setiap sub disiplin itu, ada beberapa kosentrasi yang
di kembangakan Ilmu Tabligh meliputi:
a. Studi
Khithabah
b. Studi
Pers Dakwah
c. Studi
Radio dakwah
d. Studi
TV Dakwah
e. Studi
Film Dakwah
Sub disiplin
ilmu Irsyad mengembangkan beberapa kosentrasiberikut ini:
a. Studi
Bimbingan Islam
b. Studi
penyuluhan Islam
c. Studi
Psikoterapi Islam
Sub
disiplin Tadbir mengembangkan
beberapa kosentrasi sebagai berikut:
a. Studi
Manajemen dan Organisasi Dakwah
b. Studi
Manajemen Bank dan Ekonomi Islam
Sub
disiplin Tathwir mengembangkan bebrapakosentrasi berikut:
a. Studi
Pengembangan Komunitas Islam
b. Pengembangan
Ekonomi Umat
c. Pengembangan
Sumber Daya Lingkungan
Dalam
kenyataanya, kosentrasi studi yang di kembangkan oleh masing-masing jurusan di
fakultasdakwah seluruh Indonesia tidak sama. Kosentrasi yang dikembangakan di
Bandung itu hanya salah satu contoh yang dikemukakan dalam tulisan dari
pengembangan disiplin ilmu dakwah dengan merujuk pada sub disiplin ilmu dakwah.[5]
IV.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
uraian di atas dapat di simpulkan bahwa struktur ilmu dakwah itu terdiri dari
ilmu sumber, filosofis, teoritis, dan teknis mengenai unsur-unsur dakwah,
konteks dakwah, dan interaksi antar unsur-unsur yang melahirkan problema dakwah
sebagai kajian macam-macam ilmu tersebut, menjadi salah satu isi penjelasan
epistemology kurikulum kependidikan dakwah sebagai bagian dari proses dakwah.
Dari salah satu diantara beberapa pakar mendenefisikan pengertian ilmu dakwah
adalah ilmu yang mempelajari ajakan dan kegiatan manusia dalam menyampaikan isi
ajaran agama Islam dengan tujuan agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Selain dari pada itu ruang lingkup dakwah meliputi diantaranya (1) Dakwah
billisan ‘I-maqal (disingkat menjadi: billisan), dan (2) Dakwah billisan ‘I-hal (disingkat: bilhal).
Sedangkan disiplin ilmu
dakwah itu ada dua yaitu disiplin ilmu dasar yang meliputi Ilmu-ilmu dasar
terdiri dari: Pengantar ILmu Dakwah, Dasar-dasar ilmu Tabligh, Dasar-dasar
BImbingan dan Penyuluhan, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, dan Dasar-dasar ILmu
Pengembangan Masyarakat .
Ilmu-ilmu
Teknik (dakwah terapan): (a) Teknologi Tabligh,
Teknik Khitobah; Teknik Penulian berita, artikel, feature dan tajukrencana;
Tkenik Peliputan Berita dan sebagainya. (b) Tekhnologi Irsyad, Teknik Penyuluhan Islam, Kesehatan Mental, Psikoterapi
Islam, dan sebagainya.
B. Penutup
Demikianlah makalah yang kami buat dan yang kami sampaikan.
Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila da kesalhan dalam
penulisan, atau adarefrensi yang kurang benar dalam pembahsan, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Dan kami menerima saran dan kritikan dari pembaca demi
kebaikan kami untuk selanjutnya. Tiada kesempurnaan bagi kita, kecuali
kesempurnaan itu hanya milik Allah semata.
V. DAFTAR PUSTAKA
Sulthon,
Muhammad, Desain Ilmu Dakwah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Ma’arif,
Bambang Saiful ‘’Komunikasi Dakwah
Paradigma Untuk Aksi, Bandung: Simbiosa Rekatama Median. 2001.
Kusnawan Aep, M.Ag. Dkk. Dimensi Ilmu Dakwah, Bandung:
Penerbit Widya Padjadjaran, 2005.
Drs. Amin Samsul Munir,
M.A. Ilmu Dakwah , Jakarta:
Penerbit AMZAH, 2009.
Drs. Saputra Wahidin, M.A. Pengantar Ilmu Dakwah , Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
[1]
.Aep Kusnawan, M.Ag. Dkk. Dimensi Ilmu
Dakwah (Bandung Penerbit Widya Padjadjaran), hlm 117-118.
[2]
Drs. Samsul Munir Amin, M.A. Ilmu Dakwah (Jakarta Penerbit AMZAH, 200 9), hlm 28-29.
[3]Bambang Saiful Ma’arif, ‘’Komunikasi Dakwah Paradigma Untuk Aksi’’(Bandung: Penerbit Simbiosa
Rekatama Median),hlm .30-31.
[4]
Drs. Wahidin Saputra, M.A. Pengantar Ilmu
Dakwah (Jakarta: Rajawali Pers,
2011), hlm7-8.
[5]Muhammad
Sulthon, Desain Ilmu Dakwah (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar,2003) hlm. 123-126
Tidak ada komentar:
Posting Komentar